Jumat, 29 Juli 2011

Gagal dan Berhasil di MLM

Seringkali kita melihat ada rekan-rekan yang bisa berkembang besar di sebuah MLM, sementara lainnya gagal di MLM yang sama (ataupun yang lain). Mengapa? Ada beberapa point yang ingin saya bagikan : Untuk bisa berhasil dan mencapai sukses, diperlukan suatu kepribadian tertentu untuk mencapainya. Tanpa kepribadian ini, mustahil untuk bisa sukses.

Proses belajar di MLM termasuk “pengembangan kepribadian”, yang memberikan anda kepribadian yang diperlukan untuk berhasil. Mengapa seorang distributor yang latar belakangnya biasa-biasa saja, bahkan dari kalangan menengah ke bawah, bisa cepat berhasil, sementara distributor lain perlu waktu jauh lebih lama, atau bahkan ada distributor yang gagal?
Jawabannya sederhana: distributor yang cepat berhasil tentu saja lebih cepat membentuk kepribadiannya sendiri sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk berhasil. Yang lebih lambat suksesnya (pencapaian peringkat dan pendapatan tertentu) melakukan pembentukan ini dalam jangka waktu yang lebih panjang. Distributor yang gagal tidak belajar sama sekali. Tapi satu hal yang pasti: tidak ada distributor yang pasif bisa berhasil dalam waktu singkat. Itu sebabnya program pelatihan menjadi nyawa dari sebuah MLM. Tanpa support system, mustahil sebuah MLM bisa bertahan lama. Dan saya tidak pernah percaya pada distributor yang hanya mau kerja tanpa belajar, tapi minta peringkat dan pendapatan tinggi.

Tidak pernah ada distributor yang gagal di MLM. Sekaligus saya meralat istilah “gagal” yang saya gunakan di atas. Sengaja saya cantumkan istilah tersebut untuk persamaan istilah antara saya dan anda, dan saya luruskan di sini. Tidak ada distributor yang gagal. Yang ada adalah distributor yang berhenti sebelum mencapai keberhasilan. Seringkali distributor berhenti (dan dia mengaku gagal) justru setelah: mencapai peringkat tertentu (biasanya tidak terlalu tinggi, tetapi sudah naik peringkat), mencapai tingkat penjualan atau pendapatan tertentu, atau malas (biasanya terpengaruh lingkungannya).

Selama seorang distributor mau terus berjuang, jaringan yang jatuh bangun adalah hal yang lumrah, dan dia selalu punya kesempatan untuk berhasil. Tergantung kapan dia berhasil membentuk pribadinya sesuai dengan yang diperlukan.

Tingkat kegagalan distributor aktif (sekali lagi saya ulangi: distributor aktif, bukan distributor yang sekedar bergabung) amat sangat rendah sekali dibandingkan dengan bidang lain apa pun di dunia ini. Sekali lagi, tidak pernah ada kata gagal. Bila terus berjuang pasti berhasil.
Distributor aktif yang “gagal” sebenarnya hanya menyerah sebelum menang, dan seringkali kemenangan sudah ada di depan mata, tetapi dia tidak sadar. Saya berikan beberapa contoh statistik tanpa angka persen (karena tidak saya hitung).

Satu, Sebagian besar (mayoritas) hanya bergabung tanpa mau menekuni bisnisnya

Mereka terbagi dalam 2 kategori, yaitu yang tidak pernah mencoba produk atau sekalipun ikut training dan yang pernah mencoba menawarkan tanpa prosedur, ditolak dan lalu menyerah.

Dua, Sebagian kecil menjalankan bisnisnya, walaupun hanya beberapa saat

* Ada yang tidak banyak (bahkan nihil) dalam mengikuti training/seminar. Ujung-ujungnya pasti good-bye.

* Ada yang sempat menjalankan, tetapi tidak yakin bahwa MLM adalah sebuah bisnis. Bisnis MLM-nya ditinggal karena takut mengganggu pekerjaannya sebagai pegawai walaupun bonus yang diterima sudah lebih besar daripada gajinya.

* Ada yang tidak merasa bahwa ini adalah bisnisnya sendiri, bukan bisnis upline-nya. Mereka keluar setelah berselisih paham dengan upline atau biasanya (yang paling dibenci upline) adalah melemparkan tanggung jawab atas jaringannya sendiri kepada upline-nya. Ingatlah: toko boleh benci supplier-nya, tapi bisnis jalan terus!

* Ada yang sempat menawarkan ke beberapa orang (kurang dari 10 orang), banyak gagalnya (bahkan semuanya), langsung menilai bahwa bisnis MLM-nya jelek.

* Sebagian lainnya berhasil memiliki pendapatan jutaan rupiah per bulan, di atas rata-rata gaji pegawai. Bahkan banyak yang dalam hitungan puluhan bahkan ratusan juta per bulan

Kita bandingkan dengan data dunia yang paling umum, yaitu data pegawai :
1.Hanya ada 1 orang manager yang memimpin sekelompok pegawai. Sebelum manager ini keluar, dipecat atau meninggal, bawahannya tidak bisa menggantikannya. Inilah sistem piramid perusahaan yang diterima semua orang. (MLM yang bukan piramid malah dianggap piramid. Anda bisa naik peringkat menyamai atau bahkan melebihi upline anda.)

2.Lebih dari 90% pegawai tidak pernah merasakan naik pangkat. Lebih dari 80% distributor aktif (di atas 2 tahun) di MLM sudah pernah naik peringkat.

3.Yang pernah naik pangkat, lebih dari 95% tidak pernah merasakan jabatan direktur.

4.Lebih dari 95% pegawai tidak pernah merasakan penghasilan di atas Rp.10 juta per bulan. Di MLM, angka ini lebih dari 25% distributor aktif di atas 5 tahun.

5.Sebuah perusahaan bisa memiliki puluhan ribu pegawai, tetapi hanya bisa memiliki 1 orang CEO (Chief Executive Officer). Di MLM, jumlah peringkat setara Gold Manager (atau istilah sejenis) bisa tak terbatas jumlahnya.

6.Seorang CEO terpontang-panting bekerja memenuhi beban kerja yang luar biasa, tidak bisa merasakan hidup enak bersama keluarga (waktunya full untuk perusahaan). Seorang Gold Manager hidup tenang bersama keluarga tanpa beban, pendapatan tetap diterima makin banyak walaupun ritme bekerja tidak terlalu “ngoyo”.

Bila dibandingkan dengan dunia bisnis konvensional:
1.Hukum Marketing : hanya ada 3 merk teratas yang terus diingat orang. Contoh: untuk mie instan, yang diingat biasanya adalah Supermie, Indomie dan Sarimi. Untuk handphone: Nokia, Ericsson, Motorola. Softdrink cola: Coca-cola, Pepsi Cola, RC Cola. Di MLM, selama anda aktif, nama anda akan terus diingat rekan kerja anda (bahkan crossline sekalipun). Peringkat Gold Manager qualified ke atas bahkan hampir tidak pernah dilupakan.

2.Lebih dari 90% toko tidak pernah berkembang. Di MLM, minimal 50% distributor aktif sudah mencapai peringkat setara Gold Manager atau lebih setelah minimal 3 tahun.
Bisa kita lihat, bahwa bisnis MLM tetap masih lebih mudah untuk dijalankan bila mengikuti sistem yang diberikan, dan jangan pernah meragukan potensi bisnis MLM.

Dua Kunci Sukses Bisnis Network-Marketing

Jika Anda bertanya kepada pelaku bisnis network-marketing tentang kunci sukses dalam menjalankan bisnis ini, Anda akan mendapatkan beragam jawaban atas pertanyaan tersebut. Tapi, berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya, hanya ada 2 kunci sukses dalam menjalankan bisnis network-marketing. Kalau begitu, apakah kedua kunci sukses di bisnis network-marketing???
Kedua kunci sukses tersebut adalah :

1.KONSISTENSI : Anda harus konsisten dalam menjalankan bisnis network-marketing Anda hari-demi-hari, bulan-demi-bulan, tahun-demi-tahun. Sebagai seorang network-marketer, Anda harus konsisten dalam menggunakan produk perusahaan Anda. Selain itu, Anda juga harus konsisten dalam menjalankan kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan organisasi network-marketing Anda. Kegiatan-kegiatan pengembangan bisnis yang harus Anda lakukan secara konsisten adalah : melakukan presentasi, merekrut distributor baru, membimbing dan mendidik distributor baru supaya mereka dapat melakukan hal yang sama. Jika Anda dapat menjalankan kegiatan-kegiatan di atas secara konsisten selama 2 s/d 3 tahun dalam mengembangkan bisnis network-marketing Anda, hampir boleh dipastikan Anda akan dapat menikmati residual income yang tinggi dari bisnis network-marketing yang Anda jalankan.

2.JANGAN PERNAH MENYERAH : Penyebab utama kegagalan sebuah bisnis network-marketing adalah distributor yang menyerah. Semua pelaku bisnis network-marketing harus sadar bahwa kebebasan finansial tidak akan datang dengan sendirinya setelah formulir pendaftaran distributor ditanda-tangani oleh mereka.
Banyak pekerjaan dan pengorbanan yang harus dilakukan selama 2 s/d 3 tahun pertama menjalankan bisnis ini sebelum residual income yang diperoleh dapat memberikan kebebasan finansial yang Anda impikan. Selama 2 s/d 3 tahun pertama itulah Anda melakukan investasi dan membangun asset. Residual income baru akan datang setelah fondasi asset Anda berdiri dengan kokoh.
Bisnis network-marketing adalah bisnis yang paling adil karena hasil yang Anda peroleh dari bisnis network-marketing benar-benar merupakan buah dari investasi modal, waktu dan usaha yang Anda tanamkan.
Jika Anda menjalankan bisnis network-marketing atas kesadaran Anda sendiri dan tanpa paksaan orang lain, maka Anda juga dapat menyerah dan berhenti menjalankan bisnis network-marketing kapan saja tanpa paksaan orang lain.
Intinya adalah, jika Anda dapat menyerah kapan saja, mengapa harus menyerah sekarang??? Mengapa harus menyerah sekarang jika Anda tahu bahwa dengan sedikit usaha tambahan dan konsistensi dalam menjalankan bisnis, Anda dapat mendapatkan residual income dan kebebasan-finansial yang Anda idam-idamkan 2 s/d 3 tahun kemudian?
Anda sendiri yang harus menentukan apakah Anda akan menjadi seorang yang SUKSES ataupun GAGAL di bisnis network-marketing. Semuanya terserah Anda!!!

Mengapa 9 Dari 10 Orang Yang Saya Undang Mendadak Sakit Perut Pada Saat Yang Bersamaan?

Andhika yang baru saja bergabung dengan salah satu bisnis jaringan, dan dengan penuh semangat mengundang teman-teman dan kerabatnya untuk menghadiri presentasi atau seminar yang akan berlangsung di sebuah hotel bintang lima. Sebagian temannya memberikan respon yang positif dan berjanji akan datang pada saat presentasi itu berlangsung. Dengan semangat pula Andhika bercerita pada sponsornya bahwa akan ada 10 orang yang akan bersedia datang memenuhi undangannya.

Tiba pada hari seminar akan diadakan, Andhika tidak lupa untuk melakukan konfirmasi ulang pada pagi harinya terhadap teman dan kerabatnya tersebut, dan semuanya menyatakan akan hadir.

Pada sore hari, Andhika bersiap untuk berangkat ke Hotel, setelah mandi dan keluar dari pintu rumahnya, tiba-tiba HP-nya berdering, dari seberang sana terdengar suara temannya berkata, ”Dhik, sorry berat, kayaknya tadi siang gua salah makan, jadi sekarang perut gua sakit, nanti kita atur lagi”. Terus Andhika menjawab, “tidak apa-apa, minggu depan masih ada kesempatan”. Setelah itu Andhika berangkat ke Hotel. Selama dalam perjalanan HP Andhika berdering sebanyak 4 kali. Ia menerima berita dari 4 temannya yang menyatakan tidak dapat hadir dan semuanya memberikan alasan sakit perut.

Setelah sampai di Hotel, sponsornya menanyakan berapa yang akan hadir, dengan mantap Andhika menjawab, ada 5 orang yang akan hadir.

Presentasi akan berlangsung 10 menit lagi, 5 orang yang ditunggu-tunggu tidak ada yang nongol, Andhika sudah berusaha untuk menghubungi HP mereka tapi tidak berhasil, ada yang masuk ke mail box, ada juga yang tidak diangkat. Detik-detik terakhir, muncul satu temannya yang bersedia memenuhi undangan Andhika.

Keesokan harinya, 2 orang menghubungi Andhika untuk minta maaf karena tidak bisa datang karena sakit perut juga dan HP-nya kebetulan lagi low batt. Sedangkan 2 orang lagi tidak ada kabar beritanya. Andhika mencoba untuk mengundang kembali 9 orang ini untuk dapat hadir pada kesempatan minggu berikutnya.

Coba tebak, berapa yang akan nongol pada minggu berikutnya? Akan ada berjuta alasan lagi yang akan disampaikan kepada Andhika untuk tidak memenuhi undangannya.

Ada apa yang salah?

Hal ini sering terjadi pada seorang pemula yang masuk ke dalam bisnis jaringan, tetapi tidak membekali diri dengan pengetahuan dasar tentang teknik mengundang yang benar.

Memangnya ada teknik mengundang yang benar? Tentu saja!!! Banyak orang beranggapan bahwa mengundang calon mitra bisnis sama mudahnya mengundang orang untuk nonton film, sehingga mereka terjebak dan selalu mengikuti pola yang salah, dan pada akhirnya mereka mengatakan bahwa bisnis jaringan merupakan bisnis yang susah.

Sebelum membahas bagaimana cara mengundang dengan benar, sebaiknya didefinisikan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan mengundang calon mitra bisnis. Mengundang dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan seseorang untuk bertemu secara fisik dan mental dengan kita sehingga siap untuk mendengarkan informasi yang akan diberikan.

Banyak kasus kita dapat menghadirkan seseorang secara fisik, tetapi secara mental yang bersangkutan menutup telinga untuk menerima informasi yang diberikan. Ini sama saja dengan kita tidak berhasil mengundang orang tersebut.

Mengapa penting untuk belajar mengundang?

Bisnis network-marketing sudah berkembang lebih dari 20 tahunan di Indonesia, dan selama pertumbuhannya sudah banyak energi negative yang beredar sehingga banyak orang yang alergi mendengar bisnis network-marketing dan MLM.

Selain itu, banyak juga penipuan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab berkedok usaha MLM. Disamping itu juga banyak pelaku dari MLM yang melakukan praktek yang tidak terpuji sehingga yang diundang merasa tertipu setelah menghadiri acara yang diselenggarakan.

Bagaimana proses mengundang yang benar?
1. Sebelum melakukan proses mengundang, langkah penting yang harus dilakukan adalah membuat prospect list (daftar nama) terlebih dahulu. Hal ini penting dilakukan untuk memudahkan proses mengundang, tulis pada daftar tersebut, mengapa orang tersebut anda undang, tulis nomor telp.nya, hasil pembicaraannya, kapan follow up terakhir dan sebagainya sehingga akan mempermudah pekerjaan anda selanjutnya. Disarankan anda memiliki minimal 200 nama pada daftar tersebut.

2. Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh para pemula adalah melakukan presentasi awal pada saat mengundang. Ingat!!!, mengundang sama sekali bukan presentasi. Anda mungkin dengan penuh semangat mengatakan bahwa saya sudah menemukan bisnis yang luar biasa dengan system bekerja seperti ini, produknya yang bagus, company yang solid bla bla bla bla. Tapi apa reaksi dari orang yang anda undang, dalam hatinya ia akan berkata, wah…., ini satu lagi dari Mayora. (artinya dia akan menarik kesimpulan apa bedanya dengan yang lain, orang yang sebelumnya juga mengatakan hal yang sama, tapi setelah saya hadir ternyata sama saja dengan yang lain).

3. Mengundang yang paling benar adalah lakukanlah dengan singkat, jangan bercerita tentang system, tentang produk, tentang passive income. Tetapi yang paling penting adalah menarik minatnya untuk mendengarkan kita.

4. Jadi kalau tidak boleh cerita tentang system, produk dan income, apa yang harus diceritakan lagi? Ceritakanlah tentang kegembiraan anda. Bisnis ini akan berjalan dengan baik apabila dibuat sederhana, maksudnya ceritalah kepada teman anda seperti pada saat anda berhasil menurunkan berat badan anda sebesar 10 kg dalam waktu 1 minggu tanpa merasa cape, atau tentang muka anda yang sekarang ini bebas dari jerawat dengan menggunakan obat hanya selama 3 hari. Jadi katakanlah pada mereka bahwa anda telah menemukan suatu alternative lain untuk mencapai impian anda, tetapi tidak dapat diterangkan lewat telpon, jadi anda mau ketemu sama dia untuk berbagi kegembiraan ini.

5. Yang paling penting adalah kita harus memberikan alternative kepada pihak yang diundang, misalnya mau ketemu hari Senin atau Rabu, di Hotel atau di tempat lain. Usahakan kita yang control, jadi jangan tanya kapan dan di mana.

6. Konsistensi juga merupakan faktor penting dalam proses mengundang, lebih baik setiap hari mengundang 2 orang dari pada dalam satu hari mengundang 20 orang, tetapi 3 bulan lagi baru mengundang 20 orang lain lagi.

7. Bagaimana kalau yang diundang terus mendesak dan bertanya. Jawablah bahwa kita memerlukan beberapa angka-angka dan gambar untuk menerangkan, jadi kalau hanya lewat telpon bisa terjadi salah pengertian.

8. Perlu disadari bahwa banyak orang tidak mau pergi ke Hotel, karena dalam pikiran mereka presentasi di hotel sama dengan presentasi MLM. Padahal kalau kita tanyakan lagi apa itu MLM mereka tidak bisa menjelaskannya apalagi dengan bisnis jaringan. Oleh karena itu jangan memaksakan harus ketemu di hotel, berikan alternatif untuk bertemu di tempat lain yang lebih netral.

9. Yang perlu dihindari pada saat melakukan presentasi adalah tempat-tempat yang terlalu ramai sehingga akan mengganggu konsentrasi. Dan juga sebaiknya tidak melakukan presentasi di ruang kerja orang yang diundang, karena biasanya konsentrasinya akan pecah pada saat ia harus menerima telpon yang masuk.

10. Tips yang terakhir adalah, bersikaplah santai sebelum anda mengangkat telepon, jangan takut ditolak, kaena setiap penolakan bukan ditujukan kepada anda pribadi tetapi mereka belum siap untuk mendengarkan. Mungkin dalam enam bulan lagi mereka akan siap untuk mendengarkan. Teruslah mengundang, belajar dari setiap penolakan yang terjadi, lama-lama anda akan semakin mahir. Tidak ada bayi dilahirkan langsung bisa berlari sebelum mereka belajar duduk, merangkak dan berjalan. Janganlah anda berhenti.

Bagaimana Memulai Bisnis MLM yang Baik?

Untuk memulai bisnis mlm yang baik ada beberapa langkah yang perlu anda lakukan

Berfikir Optimis
Tanamkan di dalam pikiran anda bahwa anda pasti bisa...!! kenapa karena dengan menanamkan hal tersebut, akan membangkitkan emosi positif dalam diri, sehingga anda akan selalu berfikir untuk mencari cara yang baik agar bisa sukses. Misal produk AVAIL mahal harganya,Anda harus perfikir positif bahwa produk AVAIL bergerak dalam bidang kesehatan, dan yang namanya kesehatan itu mahal harganya, orang akan berusaha mengeluarkan berapapun biaya untuk kesehatannya, karena tanpa kesehatan orang tidak akan bisa berbuat banyak sehingga kesehatan adalah segalanya.

Buang jauh angan - angan yang melambung
Sangat di perbolehkan anda ikut mlm karena ingin mendapatkan mobil, rumah, bonus jutaan per bulan dsb, asalkan hal tersebut anda gunakan sebagai tujuan anda, bukan mimpi anda...!!!

Kalau itu merupakan tujuan anda, anda harus berfikir bahwa mlm adalah sebuah pekerjaan, dan bila anda berharap untuk mendapatkan hasilnya anda harus bekerja

Dan yang perlu anda catat bahwa mlm bukan investasi, anda daftar sekian ratus ribu, abis itu selesai.

Pelajari produknya
Dengan mempelajari produk baik fungsi kegunaan produk, manfaat, harga dan kelebihan produk anda akan bisa mengukur kira-kira anda bisa tidak dengan kondisi produk seperti itu bisa memasarkannya

Alangkah baiknya anda mencoba untuk mengkomsumsi sendiri produk tersebut sebelum menawarkan ke orang lain tujuannya adalah biar ada pengalaman pribadi sehingga anda akan mudah untuk menjelaskan / bercerita ke orang lain tentang produk tersebut

System MLM nya
Dengan mempelejari system mlmnya yang menyangkut keunggulan, marketing plan, sytem pembagian bonusnya dan sebagainya akan memberikan rasa kepastian kepada anda untuk mengembangkan jaringan pemasaran produk sehingga anda tidak bimbang dan ragu, karena anda tahu

Lakukan pemasaran secara baik dan terarah
Ikuti langkah- langkah standart marketing berikut :
•Contac (Kontak)
Buatlah daftar kontak sebagai prospek pemasaran anda, bisa nama teman-teman anda, kenalan ataupun orang-orang yang anda jumpai, tanyakan no. telpon dan alamat mereka dengan jelas
•Informasi
Carilah informasi tentang kondisi yang ada pada orang-orang yang sudah anda daftar sebagai prospek anda tersebut. Misalnya tentang kondisi kesehatannya, keluarganya atau hobinya
•Action (pelaksanaan)
Dari hasil informasi tersebut anda sudah dapat menyimpulkan produk jenis apa yang pantas anda tawarkan ke mereka.
•Close (penutup)
Anda jelaskan bahwa produk AVAIL adalah jenis mlm yang tidak diperjualbelikan secara bebas di toko - toko umum, hanya orang-orang yang sudah terdaftar menjadi distributor saja yang boleh menjualnya.

Anda jelaskan harganya baik untuk distributor maupun konsumen dengan begitu diharapkan prospek akan dapat memilih apakah harga konsumen atau harga distributor.

Kalau ternyata prospek memilih harga distributor, jelaskan harga distributor seperti apa ? dan untuk mendapatkan harga tersebut harus bagaimana ? seperi apa syarat untuk jadi distributor, sistem mlmnya, marketing plannya dan sebagainya

Anda Gagal Merekrut? Inilah Penyebabnya

Anda Gagal Merekrut? Setiap orang yang bergabung dengan sebuah bisnis network-marketing pasti tahu bahwa kegiatan rekruting merupakan urat-nadi perkembangan sebuah jaringan network-marketing. Tanpa merekrut, jaringan bisnis Anda tidak akan berkembang sehingga mengakibatkan bonus yang Anda peroleh juga tidak meningkat. Sebagian besar distributor menganggap kegiatan rekruting sebagai salah satu kegiatan paling sulit dalam mengembangkan sebuah bisnis network-marketing.
Doug Firebaugh, seorang Top Leader industri network-marketing dari Amerika Serikat pernah mengatakan bahwa kegagalan dalam melakukan rekruting timbul karena 5 alasan utama. Kelima alasan tersebut adalah :

1.Distributor yang tidak berkomunikasi dengan prospek : Semua distributor tahu bahwa untuk merekrut, mereka harus sering memperkenalkan bisnis network-marketing yang mereka jalankan kepada teman dan relasi. Walaupun demikian, banyak sekali distributor yang tidak melakukannya. Mengapa?
Alasan utama adalah ”Rasa Takut”.
Cara yang tepat untuk mengatasi “Rasa Takut” adalah dengan meminta bimbingan dan training dari upline supaya perlahan-lahan “Rasa Takut” tersebut dapat dihilangkan.

2.Distributor yang kurang berkomunikasi dengan prospek : Sering kali seorang distributor menetapkan target yang terlalu rendah dalam kegiatan prospekting. Seorang distributor dalam jaringan saya bertanya, “Saya sudah melakukan presentasi 2 kali seminggu selama 2 bulan, tapi belum juga ada yang bergabung dalam bisnis network-marketing saya. Saya rasa saya tidak cocok di bisnis ini.”
Jika Anda juga mengalami hal di atas, mungkin saja “ilmu merekrut” Anda masih belum cukup. Mungkin di bulan-bulan pertama Anda masih perlu melakukan 20 presentasi untuk merekrut satu distributor. Tetapi dengan latihan yang cukup dan bimbingan dari mentor dan upline Anda, kemungkinan besar “ilmu merekrut” Anda akan meningkat secara bertahap sehingga Anda dapat merekrut satu distributor baru setiap minggu.

3.Distributor yang tidak berkomunikasi dengan prospek yang tepat : Seringkali distributor network-marketing menghabiskan terlalu banyak waktu dengan prospek yang tidak tepat. Yang dimaksud dengan prospek yang “tidak tepat” adalah orang-orang yang tidak berminat dan juga tidak cocok untuk menjalankan bisnis network-marketing. Contohnya adalah orang-orang yang suka mengeluh, orang-orang yang gampang menyerah, orang-orang yang tidak berminat untuk meningkatkan penghasilan dan taraf hidup keluarga-nya.
Kalau begitu, bagaimana tipe prospek yang tepat?
Tipe prospek yang tepat adalah orang-orang aktif yang berpikiran positif dan selalu berusaha supaya lebih sukses. Tipe orang-orang ini seringkali bergaul dengan orang-orang sukses lainnya yang selalu berpikiran positif dan berusaha supaya lebih maju.
Supaya Anda dapat merekrut orang-orang sukses, Anda juga harus mempraktekkan kebiasaan orang-orang sukses dengan cara belajar mengembangkan kepribadian melalui training-training yang sering diadakan oleh upline dalam organisasi maupun perusahaan network-marketing yang Anda jalankan.

4.Distributor yang tidak berkomunikasi dengan benar ke prospek : Dalam kegiatan prospekting dan rekruting, kita harus mengutamakan kepentingan prospek. Kita harus sadar bahwa peluang bisnis yang kita tawarkan haruslah sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Jangan sampai kita memaksakan kehendak kepada seorang prospek / calon distributor. Jika kita terlalu memaksakan supaya prospek bergabung dengan bisnis network-marketing kita, bisa saja mereka setuju untuk bergabung dan membayar uang keanggotaan karena segan untuk menolak. Akan tetapi, jika mereka tidak mengembangkan bisnis mereka setelah bergabung secara resmi, maka perkembangan bisnis network-marketing Anda tetap akan terhambat.

5.Distributor yang terlalu banyak bicara : Orang-orang tertentu memiliki kebiasaan untuk terlalu banyak bicara. Seharusnya kegiatan rekruting memiliki porsi presentasi dan tanya jawab yang seimbang. Artinya : kegiatan rekruting merupakan kegiatan dua-arah. Jangan mendominasi kegiatan rekruting dengan presentasi Anda. Supaya terjadi interaksi yang sehat, ada baiknya Anda menanyakan poin-poin tertentu kepada prospek / calon distributor, atau mereka diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Jika Anda mendominasi kegiatan rekruting dengan presentasi dari Anda yang bersifat se-arah, ada kemungkinan prospek / calon distributor menjadi antipati terhadap peluang bisnis yang Anda tawarkan.
Demikianlah 5 alasan utama yang mengakibatkan gagalnya kegiatan rekruting. Mudah-mudahan dengan mengetahui penyebab kegagalan rekruting tersebut, Anda dapat menghindarinya dan semakin sukses dalam mengembangkan bisnis network-marketing Anda.

10 Kesalahan Bisnis MLM dan Bagaimana Menghindarinya

Menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu dapat membawa Anda kepada kesuksesan dengan lebih cepat.

Orang bijak mengatakan, ‘Jika Anda tidak tahu sedang menuju ke mana, Anda akan butuh waktu lebih lama untuk mencapai tempat tersebut’. Hal demikian juga terjadi di bisnis DS/MLM. Sukses dan gagalnya seseorang dalam perjalanannya di bisnis MLM sangat dipengaruhi oleh perilaku dan visi-visinya ke depan. Jeffrey Babener, konsultan MLM ternama di AS menunjuk 10 kesalahan utama distributor MLM yang sering membuahkan kegagalan. Artikel berikut merupakan adaptasi bebas atas tulisan Babener di majalah Network Marketing Life Styles Edisi Desember 2000/Januari 2001, dengan judul “Networking Dos and Don’ts: Ten Common Mistakes and How to Avoid Them”.

Artikel ini sangat menarik karena bisa dijadikan bahan renungan baik oleh distributor maupun perusahaan MLM. Jika distributor bisa bersinergi dengan perusahaan, besar kemungkinan kesalahan-kesalahan utama tersebut bisa dihindari. Dengan demikian para pelaku MLM berpeluang mencapai tempat tujuan —yaitu kesuksesan— dengan lebih cepat.

Berikut pembahasannya:

1. Jangan berlebihan dengan potensi income
Terlalu membesar-besarkan potensi penghasilan membuat orang berharap secara berlebihan. Memang benar, banyak jutawan lahir oleh bisnis MLM. Namun faktanya kurang dari 10 persen saja distributor yang full time menjalani bisnis ini. Mayoritas orang menjalankan MLM sebagai usaha sambilan. Jadi, ekspetasi penghasilan dari bisnis MLM sebaiknya dibuat serealistis mungkin yang besarannya tak beda jauh dengan penghasilan kerja. Asumsinya, penghasilan ini dipakai sebagai tambahan atas penghasilan kerja tetap. Fakta di lapangan, banyak distributor yang awalnya berlebih berharap dapat uang besar, sebentar kemudian kecewa dan minggat dari MLM. Sponsor yang merekrut dengan janji penghasilan yang muluk-muluk seringkali kehilangan kredibilitasnya dalam waktu singkat. Jadi berikan harapan, bersikaplah positif, dan sekaligus realistis.

2. Jangan hanya mengandalkan sistem
Aktivitas rekrut cenderung ditumpukan pada sistem kompensasi (marketing plan) yang dianggap paling unggul dan menjamin kesuksesan. Namun fakta historis gamblang menyatakan bahwa tidak ada satu perusahaan MLM pun yang sukses dengan semata-mata mengandalkan diri pada sistem kompensasi. Tentu saja memiliki sistem kompensasi yang menyediakan insentif-insentif menarik itu perlu. Namun sistem kompensasi yang ‘terlalu menggoda’ seringkali merupakan ‘penambal’ bagi produk yang kurang bagus dan lemahnya manajemen. Sistem semacam ini biasanya tidak melanggengkan keberlangsungan bisnis perusahaan maupun distributornya. Jadi, syarat utamanya tetap produk berkualitas, manajemen yang kuat, dan visi bersama yang bisa bagus. Jadi, pelaku MLM harus lebih memperhatikan unsur-unsur tersebut daripada berkonsentrasi pada keajaiban sistem.

3. Jangan asal ikut tren
Orang suka kepincut dengan produk-produk tertentu yang lagi ngetren habis. Namun cerita seperti itu hanya berlangsung singkat. Kadang sebuah perusahaan MLM bisa sukses oleh momentum produk yang tepat serta dukungan product line yang solid. Namun sejatinya ini jarang terjadi. Sejarah MLM dipenuhi dengan produk-produk yang mengacu pada tren sesaat, tapi tidak semua mendulang sukses. Jadi,scarilah produk yang solid dan masuk akal, terutama sekali produk yang ada pasarnya dan benar-benar dibutuhkan konsumen.

4. Jangan berpikir jangka pendek
Sama seperti bisnis-bisnis bernilai dan serius lainnya, MLM perlu waktu untuk tumbuh dan berkembang. Jika Anda mencari sukses jangka pendek, itu berarti Anda sedang menanam benih kegagalan. Jangan mengharap hasil cepat sekurang-kurangnya dalam enam bulan pertama Anda menggeluti bisnis ini. Mereka yang sukses di MLM umumnya telah cukup bekerja keras membangun jaringan dan punya visi jangka panjang. Ekonom Milton Friedman mengatakan, “Masa depan lebih panjang dari masa sekarang”.

5. Mesin uang? Bukan!
Seringkali kita dengar rencana bisnis yang diakui sebagai mesin uang. Prospek diindoktrinasi, “Anda tidak perlu menjual apapun. Cukup buat daftar prospek dan uang akan datang sendiri ke rekening Anda!” MLM bukan mesin uang dan bukan mesin rekrut. MLM adalah sebuah bisnis yang serius. Distributor yang sukses harus menguasai produknya, mengenal betul konsumennya, tahu visi-visi perusahaan, dan siap bekerja keras untuk mencapai tujuan. Jadi, konsentrasi pada pondasi bisnis yang kuat dan lupakan mesin uang, dan bisnis Anda berpeluang menjadi lestari.

6. Margin profit tinggi
Sering pula distributor digoda dengan sistem kompensasi yang melebih-lebihkan potensi income, hal mana ditujukan untuk mengangkat produk yang ditawarkan. Perusahaan dengan produk berkualitas baik sah saja menetapkan harga lebih mahal, dan dengan demikian bisa membayar komisi penjualan lebih besar. Pengalaman mencatat, perusahaan-perusahaan MLM besar mampu bertahan dengan cara fokus pada produk berkualitas bagus, terpercaya mutunya, dikonsumsi dan dibutuhkan konsumen, seperti produk nutrisi, perawatan pribadi, dan perawatan rumah tangga. Jika produk MLM mudah dicari pembandingnya di ritel, maka agak sulit bagi perusahaan meraih cukup margin profit untuk membayar komisi yang tinggi.

Sejumlah servis atau jasa nampak punya masa depan di industri ini. Namun pemasaran jasa seperti telekom dan internet nampaknya hanya menghasilkan margin profit yang kecil. Keduanya memang bagus dan dibutuhkan. Namun distributor yang bergerak pada produk seperti ini harus mencari jumlah konsumen yang lebih besar untuk bersaing dengan hasil yang didapat oleh produk bermargin profit tinggi.

7. Jangan abaikan reputasi perusahaan
Rasio keberhasilan di MLM tak beda jauh dengan bisnis skala kecil lainnya. Mau tidak mau, ada angka kegagalan yang berarti. Jika Anda mencari peluang lebih besar untuk sukses, pilihlah MLM dengan track record (reputasi) yang teruji. Lebih bagus jika perusahaan tersebut telah beroperasi sekurang-kurangnya setahun dan dibuktikan dengan manajemen perusahaan yang berkualitas. Tapi, benarkah peluang sukses bisa diraih oleh mereka yang bergabung lebih awal? Yah, kadang-kadang sih ada benarnya. Namun “ground floor opportunity” atau kesempatan awal tidak ada nilainya jika pondasi bisnis rapuh. Jika Anda tipe orang yang punya nyali besar dan siap ambil risiko berusaha — baik secara finansial maupun psikologis— kalau misalnya MLM baru yang Anda pilih tersebut tutup, setidaknya lakukan telaah seksama atas orang-orang di belakang perusahaan tersebut (pendiri maupun manajemen puncaknya). Kaji pula catatan sukses mereka di bisnis sebelumnya dan bicaralah dengan distributor lain yang juga masuk lebih awal.

8. Hindari inventory loading
Perusahaan yang menginginkan ‘front-load’ dalam jumlah besar dari distributornya jelas menuntut investasi uang tunai yang besar pula. Hindari! Dengan berbagai kemudahan komunikasi dan distribusi saat ini, distributor tidak seharusnya diminta investasi terlalu besar. Praktek inventory loading semata ditujukan untuk menghimpun dana besar guna membayar komisi yang tinggi kepada para heavy hitters. Para heavy hitters ini fokusnya pada rekrut anggota baru. Program semacam ini biasanya merupakan skema piramid terselubung. Saat rekrut melambat, peluang bisnisnya pun memudar. Jadi, bergabunglah dengan perusahaan yang menetapkan investasi yang moderat dan kebiasaan order yang rasional. Yang terakhir ini lebih berdimensi long term daripada yang memaksakan front load besar.

9. Jangan jadi kutu loncat
Katanya, jika satu itu baik, maka dua dan seterusnya pasti lebih baik, benar? Salah! Apapun mitos yang Anda dengar, sangat-sangat sedikit distributor yang bisa sukses dengan memegang sekaligus beberapa program MLM. Sejarah MLM mencatat, deretan kisah sukses lebih diisi para distributor yang komit dan loyal pada sebuah program dibanding para kutu loncat. Walaupun memang tidak mudah untuk fokus pada produk atau program tertentu. Namun mayoritas distributor sukses menekuni bisnis ini secara full time, berhati-hati dalam memilih perusahaan yang tepat, lalu bertekun pada perusahaan tersebut.

10. Jangan berpangku tangan
Tidak cukup hanya memilih perusahaan yang tepat, menelepon teman untuk bergabung, lalu berharap dapat income besar. Distributor yang sukses adalah mereka yang secara konsisten merekrut, menjual, lalu menginvestasikan kembali hasilnya bagi pengembangan bisnisnya. Orang sering memperbincangkan kebebasan finansial di bisnis ini. Namun kebebasan finansial tidak akan terjadi jika Anda hanya berpangku tangan. Sama seperti bisnis-bisnis serius lainnya, sukses di MLM butuh investasi, kerja keras, dan konsistensi. Jadi, lakukan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung pengembangan bisnis Anda mulai sekarang. Jangan lupa, hindari segala kesalahan yang sudah Anda kenali bentuknya.